Belajar Filsafat di Tengah Dinamika Zaman: Mengasah Nal...
Belajar filsafat bukan tentang menjadi tokoh bijak dalam kisah klasik. Ini tenta...
Tokoh sebagai Arah: Menafsir Peran Kepemimpinan Intelek...
“Dalam sejarah bangsa-bangsa, tokoh bukan yang bersinar paling terang—melainkan ...
Mengapa Kita Butuh Sastra yang Marah
Sastra hari ini tak cukup hanya indah — ia harus marah. Di tengah ketimpangan so...
Buku Bukan Barang Mati: Ia Bergerak, Menyerang, dan Men...
Satu buku bisa membuka satu dunia. Tapi seribu buku bisa mengguncang satu rezim."
Sastra Sebagai Perlawanan: Ketika Seni Menolak Bungkam
“Ketika suara dibungkam, kata menjadi peluru. Ketika layar dikendalikan, lembara...
Tokoh sebagai Arah: Menafsir Peran Kepemimpinan Intelek...
“Dalam sejarah bangsa-bangsa, tokoh bukan yang bersinar paling terang—melainkan ...
Sastra Tak Lagi di Rak Tertinggi: Renaisans Sastra Urba...
Renaisans sastra dan seni urban ini tidak sekadar fenomena budaya, tapi juga ind...
Belajar Filsafat di Tengah Dinamika Zaman: Mengasah Nal...
Belajar filsafat bukan tentang menjadi tokoh bijak dalam kisah klasik. Ini tenta...
Filsafat, di Titik Nol: Ketika Manusia Bertanya Sebelum...
Jika ekonomi adalah seni mengalokasikan sumber daya, maka filsafat adalah seni m...